Highlights Film November; Dari Marlina sampai Captain America

Marlina si Pembunuh Empat Babak | montasefilm(dot)com

Jauh sebelum Piala Citra 2017 digelar, ada satu film Indonesia yang ramai diperbincangkan di luaran. Berkeliling dari satu festival ke festival lainnya, dan membawa pulang kesan positif, berupa pujian maupun penghargaan; Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Film panjang yang disutradarai Mouly Surya dengan pemeran utamanya Marsha Timothy.

Marlina memulai debutnya di Festival Film Cannes di Prancis, lalu ke New Zealend, Toronto, Busan, Melbourne hingga Maroko. Film yang mengambil latar serta mengeksplore keindahan Pulau Sumba ini juga menyabet banyak penghargaan. Diantaranya film dengan skenario terbaik pada Festival International du Film deFemmesde Sale (FIFFS) di Maroko edisi ke-11.

Selain itu, di Filipina Marlina meraih penghargaan Asian NestWave dari The QCinema Festival. Marsha Timothy yang berperan sebagai Marlina juga diganjar aktris terbaik dari Sitges International Fantastic Film Festival.

Bahkan, portal berita Amerika Serikat, variety.com, menyebut Marlina mencetuskan genre baru di dunia perfilman, yakni Satay Western. Genre itu merujuk pada nuansa koboi dalam film dan makanan khas Indonesia.

Sebelumnya ada genre spagheti western, film nuansa koboi dari Italia. Karena Marlina adalah film juga dengan nuansa koboi dan berasal dari Indonesia, maka variety menyebutnya sebagai Satay Western.

Kejutan di Festival Film Indonesia 2017
Minggu kedua November, Festival Film Indonesia 2017 digelar. Film Posesif yang dianggap kontroversial karena mendapatkan sepuluh nominasi sebelum masuk jaringan bioskop besar malah sukses. Edwin sang sutradara menyabet Sutradara Terbaik serta dua Piala Citra bergengsi lainnya; Pemeran Utama Wanita Terbaik yang didapat Putri Marino dan Yuyu Unru yang mendapat Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

Film Pengabdi Setan paling sukses. Dari 13 nominasi, film besutan Joko Anwar itu membawa pulang tujuh Piala Citra. Tapi yang menyedot perhatian di FFi 2017 justru datang dari Night Bus. Mendapatkan Piala Citra untuk Film terbaik, membuat Night Bus mendapatkan kesempatan kembali tayang di beberapa bioskop di Jakarta, Bekasi, Bandung dan Surabaya. Hal ini semakin membuktikan kalau banyak film baus yang seringkali luput dari perhatian. Tidak ramai diperbincangkan, bukan berarti tidak bagus.

Night Bus | kompasiana(dot)com
Night Bus rilis dan tayang pada April lalu, tapi tak lama, hanya seminggu lalu turun layar. Film yang disutradai Emil Heradi ini kemudian ditayangkan kembali di bioskop sejak 30 November dengan beberapa perbaikan terutama di visual effect.

Darius Sinathrya sebagai Produser awalnya berencana menayangkan film Night Bus hanya empat hari, sampai 3 Desember. Tapi animo masyarakat yang tinggi membuat film berdurasi 139 menit itu harus bertahan di bioskop sekitar dua minggu. Di waktu yang sama, ada dua film horror juga ramai diperbincangkan; Keluarga Tak Kasat Mata dan Mata Batin.

Superhero yang Kian Mendominasi
Hollywood juga tidak kalah menarik perhatian. Hampir satu dekade ini, kita diributkan dengan film superhero. Marvel Studios dengan proyek The Avengers adalah yang paling kentara. Tujuh belas film sejak 2008 adalah bukti shahih konsistensi studio ini meramaikan kembali superhero yang dulu hanya bisa dilihat di komik, dan proses pengemasan modern. Dari jumlah itu, justru yang paling banyak adalah film solo masing" superhero. Tapi kreatifnya, semua cerita memiliki benang merah menuju The Avengers yang tahun depan sudah masuk film ketiganya.

The Avengers: Infinity War | esquire(dot)com
Setelah The Avengers sudah memasuki film ketiga, banyak orang yang merasa ceritanya akan segera berakhir dan masa film superhero milik Marvel akan dirindukan. Anggapan itu bisa benar, tapi bisa jadi tidak. baru-baru ini Disney secara mengejutkan, membeli 21 Century Fox, dengan hampir semua asetnya. itu artinya, Disney akan berhasil melengkapi waralabanya yang paling populer, Marvel Cinematic Universe (MCU) dengan masuknya X-Men, Deadpool, dan Fantastic Four.

Selama ini, Disney yang punya sebagian besar lisensi MCU selalu kesusahan menggabungkan para superhero ke dalam satu film karena hak siarnya digepang oleh Fox. Sekarang setelah tergabung, patut ditunggu bagaimana MCU mengolah masuknya X-Men, Deadpool dan F4 ini.

Justice League | theverge(dot)com
Tidak ketinggalan, 'pertarungan' antara Marvel dan DC juga turut jadi perhatian. sebulan setelah Thor muncul di akhir Oktober, film Justice League rilis. Film yang menggabungkan semua superhero (sementara ini ada enam) dari komik DC ini berhasil mengembalikan ketertarikan masyarakat yang awal tahun didapat Wonder Woman lalu diambil Thor yang jenaka.

Tidak sampai sebulan, Marvel kembali menggugah atensi. Kali ini bukan film, tapi trailer. Ya, hanya lewat trailer, video berdurasi sekitar tiga menit, tapi menggabungkan lebih dari tiga kubu superhero-villian dalam The Avengers; Invinity War. Sejenak, Justice League tenggelam dan perbincangan dunia maya berganti.

Trailer itu tak hanya menyuguhkan kombinasi cerita superhero yang sudah lama tak muncul, tapi juga memberikan potongan puzle untuk ditata. Ditambah lagi, kekecewaan tengah hinggap di fans DC yang harus melihat efek CGI tak purna di Justice League. Penampilan Henry Cavill sebagai Superman dengan 'kumis aneh' harus rela dibanding-bandingkan dengan kemunculan Thanos (Josh Brolin) dengan CGI dan Captain America (Chris Evan) dengan brewoknya.

Baru dimulainya Justice League dan kembalinya X-Men Universe ke Marvel Studios, membuat list film superhero ke depan akan panjang. Paling menarik adalah, menunggu superhero baru dari masing-masing universe dan cara mereka bergabung dalam sekutu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.