Movie Review: Snowden, Layak Didiskusikan

Film base on true story atau base on true event tidak kalah menarik untuk ditonton. Karena film" seperti itu selalu menghadirkan bahan untuk didiskusikan. Bagaimana konflik besar dalam film itu dimulai, drama kecil yang mengitarinya sampai keputusan untuk mengakhiri masalah tersebut.

Dua pekan ini, film Snowden 'cukup' jadi perhatian beberapa pengamat film dan media. Film ini didasarkan dari kisah nyata seorang kontraktor teknik Central Intelligence Agency (CIA) dan National Security Agency (NSA) yang membocorkan informasi program mata-mata rahasia NSA kepada pers. Judul film diambil dari nama asli mata" tersebut; Edward Snowden, laki" 33 tahun yang sekarang tinggal di Rusia dengan fasilitas suaka politik.


Kisahnya berputar tentang kehidupan Snowden yang diperankan Joseph Gordon-Levitt sejak pertama kali berada di militer dan gagal. Snowden yang dikisahkan memiliki keinginan yang besar untuk membela negara harus keluar dari militer karena kecelakaan saat latihan. Snowden muda akhirnya mencari jalan lain untuk menunjukkan patriotismenya hingga mendaftar di CIA.

Film ini cukup membutuhkan konsentrasi saat nonton. Alurnya yang seringkali flashback dan banyak nama lembaga serta istilah teknologi membuat Anda akan bingung dan mengalihkan perhatian karena bosan. Bermuara pada hari" sibuk Snowden membuka rahasia NSA di Hongkong pada awal Juni 2013, lalu flashback berkali" ke Virginia tahun 2006, Jenewa tahun 2007, Tokyo tahun 2009, hingga Hawai tahun 2012.

Sebenarnya, film Snowden menarik hanya karena melibatkan kasusnya yang menggugah etis keamanan internasional. Program pemantauan yang dijalankan pemerintah Amerika dengan alasan keamanan internasional membuat Snowden resah hingga akhirnya membocorkan informasi ini pada media; The Guardian pada awalnya. Selebihnya, film ini adalah drama kegundahan jiwa Snowden yang idealis.

Oliver Stone, sang Sutradara, memiliki banyak pengalaman membuat film bertajuk biophic dengan aktor ternama. Sebut saja JFK (1991) dengan Kevin Costner, Nixon (1995) yang dibintangi Anthony Hopkins dan W (2008) bersama Josh Brolin. Selain itu, ada trilogi base on Vietnam War: Platoon di tahun 1986 (mendapat Piala Oscar), Born on the Fourth of July (1989) dan Heaven & Earth (1993). Dua film dokumenter politik Comandante tahun 2003 dan South of the Border enam tahun setelahnya. Dari semua film" sutradara periah Oscar ini, Snowden lebih ringan dan konfliknya jauh lebih lemah.

Meski demikian, seperti yang tertulis di awal, film base on true event selalu punya sisi menarik untuk didiskusikan karena kebijakan atau keputusan yang menyertainya. Bagian ini merupakan wilayah penting dari film sejenis. Lincoln dan Argo (keduanya film tahun 2012), Captain Philips (2013), Spotlite dan Sully (2016) misalnya. Dalam film" tersebut, pusat cerita ada di persoalan besar yang mebutuhkan keputusan berat. Sikap" dalam keputusan itu yang selalu berhasil membuat kepala orang manggut" saat nonton.

Keputusan Snowden
By the way, review ini tidak layak dibaca untuk yang belum nonton film Snowden. Di awal film, Oliver Stone langsung mengarahkan penonton pada keputusan Snowden memberikan rahasia pada media massa, salah satu bagian penting untuk didiskusikan. Snowden yang pintar dalam pemrograman komputer memilih pers sebagai medium untuk menyalurkan keresahannya tentang program keamanan yang menurutnya tidak sesuai aman dan melanggar hukum. Menyadap alat komunikasi warga AS atau bahkan dunia dengan dalih memantau gerakan yang mencurigakan sangat tidak etis menurut Snowden.

Snowden, dengan kepasitasnya, sangat memungkinkan melakukan penyebaran informasi tersebut sendiri. Tapi Snowden memilih media massa terpercaya untuk menceritakannya. Snowden memberi informasi lengkap dan rinci tentang program tersebut pada dua wartawan The Guardian dan seorang pembuat film dokumenter selama di Hongkong. Snowden ingin menceritakan bahwa media massa yang baik akan selalu dikelilingi kebenaran yang berdampak pada legitimasi oleh masyarakat. Karena media massa akan selalu berpihak, setidaknya pada kepentingan masyarakat.

Snowden memilih sendiri ketiga orang tersebut. Ini yang menarik. Tentunya, jika bukan tingkat kredibilitas-nya yang tinggi, mereka tidak akan dipilih Snowden. Mereka adalah Laura Poitras, pembuat film" dokumenter dan Glenn Greenwald serta Ewen MacAskill, keduanya adalah wartawan The Guardian. Setelah pengakuan Snowden dipublikasikan di The Guardian diikuti media lainnya, ketiganya membuat dokumenter 'Citizenfour' tentang Snowden dan memenangkan Academy Award 2014. Selain itu, Snowden dan pengakuannya juga membuat The Guardian meraih Pulitzer Prize for Public Service 2014. Penghargaan ini diraih The Guardian bersama The Washington Post yang kemudian bergabung untuk meng-cover cerita Snowden untuk diterima publik.

Keterlibatan media massa dalam hal ini The Guardian seolah membuktikan 2 dari 9 elemen Jurnalistik Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, yaitu komitmen wartawan pada masyarakat dan kepentingan publik serta harus menjadi pemantau kekuasaan. Program NSA yang dinilai bahaya sesuai cerita Snowden, menggerakkan Gleen dan Ewen harus beradu argumen dan sikap dengan redaktur mereka di The Guardian. Bahwa masyarakat harus tau kebenaran tentang program ini, dengan harapan masyarakat waspada dan AS menghentikan program tersebut.

Hal menarik lainnya adalah keputusan AS yang menolak memaafkan sikap Snowden yang dianggap pengkhianat ini. Diskursus politik bilateral dan Hubungan Internasional juga bisa jadi bahan di film ini. Snowden yang kemudian 'diburu' dan dideportase dari AS, harus berpindah" negara untuk tinggal. Karenanya, Snowden meminta suaka politik pada Rusia. Permohonan itu juga diajukan pada Cina, India, Jerman, Kuba, Prancis, Irlandia, Austria, Italia, Bolivia, Venezuela dan Islandia. Namun akhirnya Snowden berhasil mendapat izin tinggal di Rusia selama 3 tahun.


Keputusan Snowden lainnya adalah, dia juga ikut serta tampil di film ini. Snowden muncul sebagai cameo di akhir film, saat dirinya menjadi pembicara di tengah warga Rusia. Spoiler banget kan..?!


Snowden | 2016 | Durasi: 134 menit | Sutradara: Oliver Stone | Penulis: Oliver Stone Kieran Fitzgerald | Produksi: Open Road Films | Negara: Amerika Serikat | Pemeran: Joseph Gordon-Levitt, Shailene Woodley, Melissa Leo, Zachary Quinto, Tom Wilkinson, Rhys Ifans, Nicolas Cage

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.