Nasi Rawon dan Nasi Petis Amboina..

Kiranya, apa yang membuat sebuah warung makan bertahan begitu lama? Bisa jadi adalah konsistensi menjaga rasa turun temurun. Apalagi jika makanan yang dijual adalah ikonik dari sebuah kota. Warung makan Amboina di Bangkalan adalah satu diantaranya. Menjual Nasi Rawon dan Nasi Petis yang melegenda, membuat Amboina jadi rujukan banyak wisatawan yang singgah di Madura.
Warung makan Amboina ada di jalan Sultan Abdul Kadirun No. 8. Warungnya menyempil diantara persimpangan Pecinan dan Masjid Agung Bangkalan. Seberangnya, ada Taman Paseban. Jika Anda tidak teliti, bisa saja Amboina terlewat dari pandangan Anda. Warungnya dominan hijau, begitu juga warna pintunya dengan lebar hanya sekitar 3m. Angka tersebut juga jadi lebar ruangan di dalam warung. Tapi di dalam, memanjang sampai ke bagian dapur. Tempatnya terbagi dua sisi dengan dua kursi dan meja panjang saling menghadap tembok di tiap sisinya.
Banyak orang luar atau wisatawan yang mengenal Amboina karena Nasi Petisnya. Namun sebenarnya, Nasi Petis umum dijumpai di banyak tempat di Bangkalan. Karena hampir semua ibu" di kota paling barat Madura ini tau cara membuat dan tau resepnya. Rasanya pun begitu, sama. Sama" enak. Bagi warga Bangkalan, Amboina terkenal karena rasa Nasi Rawon-nya yang khas.
Anda mungkin akan terus bertanya 'memang apa bedanya nasi rawon Amboina?'. Entah. Penulis hanya bisa menjawab; selera. Tapi jika sudah selera tersebut mendapat pengakuan enak oleh banyak lidah, maka rasa penasaran 'mengapa begitu masyhur' tersebut akan hilang. Nasi Rawon yang dijual Amboina adalah Nasi Rawon Bangkalan, beda dengan yang dijual di Jawa. Kuahnya lebih bening dan lebih gurih atau asin. Satu lagi yang harus Anda tau, lidah warga Bangkalan pada umumnya atau mungkin juga Madura, senang dengan rasa (agak) asin.
Selain kuahnya yang lebih bening, daging Nasi Rawon Amboina juga disajikan dengan empuk. Kemudian ada juga empal sebagai tambahan lauk. Jadilah 15ribu dapat ditukar dengan sepiring nasi putih yang digenangi kuah rawon beserta daging dan empal. Tapi tunggu, dengan nominal duit yang sama, Anda bisa mendapatkan Nasi Petis. Nasi putih dengan soun yang dilumuri kuah kuning serta telur rebus, daging sapi dan empal atau bisa diganti paru.
Enak: Nasi Petis yang dijual di Warung Makan Amboina
Banyak orang bertanya, kenapa dinamakan Nasi Petis? Padahal kuahnya warna kuning. Pertanyaan ini sering penulis temui di dalam Amboina, saat makan. Itu pertanyaan wajar, apalagi jika bukan warga Bangkalan asli. Petis adalah saripati ikan, merupakan salah satu item dalam pembuatan kuah warna kuning di atas Nasi Petis.
Kuah tersebut hasil perpaduan dari: santan hasil parutan kelapa satu buah, kunci, laos, kencur, kunyit, bawang merah dan putih, daun bawang serta sesendok petis. Dengan komposisi tersebut, sepanci kecil kuah petis tercipta. Warga Bangkalan menyebut kuah petis ini dengan 'tellor sak pettes'. Kuliner ini memang sepaket dengan telur rebus. Tapi nasi yang Anda pesan bisa juga hanya dilumuri kuahnya, jika Anda tidak menyukai telur rebus.
Beberapa kali penulis mampir ke Amboina, penjelasan semacam ini sering dilakukan Abdul Latief (40), generasi ketiga Amboina. Seringkali, Latief berdiri saat pengunjung datang dan tampak bingung melihat menu besar di atas kasir, tempatnya duduk. Bisa dipastikan, pengunjung ini adalah wisatawan atau baru saja ditunjukkan warga saat bertanya 'di sini tempat makan yang khas di mana?'. Kemudian Latief akan bertanya serta menjelaskan dua makanan unggulan warungnya untuk pilihan santapan. Setelah mendapatkan apa yang dimau, sejurus kemudian makanan datang tepat di hadapan pembeli tersebut.
Satu-satunya: Nama dan plakat Warung Makan Amboina yang
terpasang di depan warung
Amboina buka sejak pagi, sampai petang menjelang. Di atas warung, tertulis buka sejak pk. 06.00 sampai 16.30 WIB dan tutup di hari Minggu. Di baris yang sama, juga ada tulisan 'Tidak Buka Cabang Dimanapun'. Belum dikonfirmasi maksud sebenarnya tulisan tersebut. Tapi banyak yang beranggapan bahwa hal itu untuk mejaga warisan rasa turun temurun dari sang pendiri. Selain itu, banyak yang menganggap bahwa Amboina ingin menarik wisatawan datang ke Bangkalan.
Lokasi warung makan Amboina lumayan strategis. Bersebelahan dengan tempat ibadah, alun-alun, Pecinan dan kantor pemerintahan daerah. Tidak salah jika setiap hari, Amboina ramai dikunjungi seolah ada antrean di depan warung. Minusnya, Amboina tidak memiliki lahan parkir. jadi Anda yang berkendara dengan mobil, harus parkir memakan badan jalan lajur kiri. Jika pakai sepeda motor, Anda bisa parkir di seberangnya, di tempat parkir Taman Paseba.
Last, Bangkalan adalah kota pertama yang akan Anda kunjungi sata ke Madura. Jika Anda berlibur ke timur (Sampang, Pamekasan dan Sumenep), Anda tidak akan melewati Bangkalan setelah exit Suramadu. Karena Amboina ada di dalam kota Bangkalan yang mengharuskan Anda belok ke kiri setelah dari Suramadu. Jadi, singgahlah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.