Review Film Dilan 1990; Menjawab Imajinasi


Sejak awal niat dibuat, ekspektasi yang sangat besar menjadi tantangan film Dilan 1990. Novelnya yang best seller dan sangat digandrungi remaja, membuat film ini sangat dinantikan. Bukan hanya ingin melihat kisah dalam novel divisualkan, tapi juga bagaimana cast yang dipilih menjawab komentar negatif para pecinta novelnya. Di awal, Iqbal Ramadhan yang dipilih sebagai Dilan membuat kecewa para fans, karena Iqbal dinilai terlalu manis.

Bagi orang yang belum membaca novelnya, Iqbal sebagai Dilan cukup berhasil. Tidak hanya kocak, tapi juga semua jurus romantis-baku Dilan sukses diadaptasi oleh Iqbal. Chemistrinya bersama Vanesha Priscilla sebagai Milea benar-benar berkesan. Setiap kali saat keduanya melontarkan gombalan, atau saat Dilan melakukan hal-hal romantis pada Milea, seisi bioskop yang dihuni banyak remaja sontak berteriak gemas.

Chemistri keduanya sangat kuat. Meski ini adalah penampilan perdana Vanesha dalam film, tapi dia mampu mengimbangi Iqbal yang sudah main film drama romantis sebelumnya. Chemistri itu juga yang membangun setiap adegan keduanya dalam satu frame jadi sangat dinantikan sepanjang film.

Dilan 1990 adalah film adaptasi novel karya Pidi Baiq dengan judul sama, 'Dilan; Dia adalah Dilanku tahun 1990'. Novel yang digandrungi para remaja ini diangkat dari kisah nyata dan diterbitkan tahun 2014 lalu. Saat pertama diumumkan akan difilmkan, muncul pro-kontra diantara para pecintanya. Apalagi saat Iqbal terpilih, banyak yang menginginkan biarkan Dilan hidup di imajinasi saja.

Novel Dilan 1990 | pecandukata.com
Persis seperti bukunya, film ini menceritakan Milea, perempuan yang menceritakan awal kisah asmaranya saat SMA bersama Dilan di Bandung pada akhir 1990. Milea SMA adalah gadis pindahan dari Jakarta, sedangkan Dilan adalah laki-laki nakal, romantis dan juga anggota geng motor terkenal di Bandung dengan jabatan Panglima Tempur. Kisahnya bermuara pada dua tokoh ini di sepanjang film, sesuai sudut pandang Milea yang bercerita.

Dilan yang mengetahui adanya Milea, gadis cantik pindahan di sekolahnya, segera mendekatinya dengan banyak cara unik. Mulai dari meramal pertemuan-pertemuan mereka, mengirim surat cinta, sering menelponnya sampai mendatangkan tukang pijit saat Milea sakit. Kisah itu yang terurai di sepanjang film hingga selesai.

Bagi yang sudah membaca novelnya, film ini dinilai sukses karena tepat sesuai garis besar kisah di novel. Hal ini dikarenakan Pidi Baiq sendiri yang langsung menemani Fajar Bustomi sang sutradara agar sesuai dengan novel. Pidi Baiq di akun media sosialnya memang berniat akan mendampingi proses pembuatan film agar ekspektasi banyak pembaca Dilan terpenuhi, sekaligus membuat skenarionya. Dan hasil dari film ini membuktikannya.

Sesuai dengan novelnya juga, film ini tak hanya menceritakan kisah romantis dan kegelian PDKT hubungan asmara remaja. Tapi juga sisi buruk emosi anak muda yang sedang bergejolak. Kecemburuan, pertengkaran dan usaha melawan adalah beberapa sudut yang menggambarkan masa-masa usia itu.

Pidi Baiq dan chemistry Iqbal-Vanesha membuat Dilan 1990 sangat nikmat, memberikan pengalaman nonton film remaja drama romantis berbeda dari film serupa belakangan. Kesan yang muncul hampir sama dengan saat nonton Ada Apa Dengan Cinta. Tidak salah rasanya jika nanti Dilan-Milea jadi pasangan favorit generasi ini, sama seperti saat generasi lalu menjadikan Rangga-Cinta sebagtai pasangan idola.

Sama seperti novelnya, sulit untuk tidak mencintai film Dilan 1990. Hanya saja, karena sama dengan novelnya, kisahnya hanya berputar sesuai sosok Milea yang sedang menceritakan masa-masa SMA-nya. Kita tidak tahu bagaimana karakter Milea, yang seringkali adaptif sesuai dengan siapa dia berhadapan dalam sebuah adegan. Lalu banyak tokoh datang tanpa kita juga tidak tahu karakter dan latar belakangnya. Karena cerita berpusat di sudut pandang Milea.

Sesuai judulnya juga, film ini berlatar tahun 1990. Tapi ada beberapa adegan yang tidak stabil menampilkan bahwa kita sedang nonton film tahun 1990. Juga ada penggunaan green-screen yang sebenarnya tidak diperlukan. Tapi semuanya tertutup dengan skenario yang nyaman di pendengaran. Dialog-dialog dan gesture dalam film seolah menjadi nafas Dilan 1990. Bagaimana Dilan memberikan pernyataan pada Milea atau saat Milea memeluk Bunda Dilan. Semuanya manis tanpa terkecuali.

Saya bukan peramal seperti Dilan. Tapi melihat jumlah penonton Dilan 1990 mencapai sejuta dalam empat hari, rasanya Dilan 1990 mampu membuat kejutan di list film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang masa.



Dilan 1990 | 2018 | Durasi: 108 menit | Sutradara: Fajar Bustomi | Penulis: Pidi Baiq | Produksi:  Falcon Pictures, Maxima Pictures | Negara: Indonesia | Pemeran: Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Gusti Rayhan, Stefhanie Zamora Husen, Yoriko Angeline, Zulfa Maharani Putri, Giulio Parengkuan, Omara Esteghal, Brandon Salim, Refal Hady, Happy Salma, Muhammad Farhan, Ira Wibowo.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.