Kuliner
Olahan Kambing yang Lain
Panggang: Sate Buntel yang sedang dipanggang sebelum disajikan ke pembeli. Foto by Anton Kusnanto |
Jika
Anda sudah bosan dengan sebagian olahan kambing di Kota Pahlawan, saatnya Anda
melirik sate buntal di jalan Karang Menjangan. Nama warungnya sederhana, Depot
Karmen 29. Posisinya tidak jauh dari persimpangan dan nampak jelas di kiri
jalan. Bagi penikmat kuliner kambing, rasanya benar-benar membuat ketagihan. Satu
porsi sate, hanya berisi dua tusuk. Tapi, ukuran keduanya besar-besar. Dinamai
sate buntal, karena masing-masing tusuk sate berisi daging kambing sekitar 1
ons dan dibuntal dengan lemak kambing.
Setelah dicelupkan rempah resep khusus,
sate dibakar hingga matang dan siap dihidangkan dengan taburan lada serta saos
kecap layaknya sate lainnya.Yummyyy: Seporsi Sate Buntel Karmen 29 ini dipatok 38.000 rupiah. Foto by Anton Kusnanto |
Olahan
sate ini bukan berasal dari Surabaya ,
tapi diwariskan turun temurun dari Solo. Sekarang, resepnya sudah dipegang oleh
generasi ketiga, yang memilih meramaikan referensi kuliner di Surabaya . "Kami jualan sejak 1987,
cabang dari depot Hj. Bedjo Lohjiwetan Solo, mertua saya", kata Khusnul
(50), pemiliknya, pada saya.
Khusnul
bercerita, tiap hari, dirinya memilih kiriman kambing yang datang dengan
seksama. "Selektif Mas. Kami pilih yang gemuk, muda dan tentu sehat",
katanya. Hal tersebut tentu untuk menjaga kualitas dan demi menyajikan rasa
terbaik dari sate buntal buatannya. Setelah disembelih di rumah potong hewan,
daging kambing dicacah, dikepal-kepal, ditusuk lalu dibungkus lemak, sebelum
akhirnya dibakar.
Tidak ada komentar