Nasi Duro yang Selalu Ramai

Sesak: Suasana ramai di warung Nasi Duro jalan Paegirian. Foto by Anton Kusnanto
Ramai dan dijubeli pembeli kerap kali dijadikan indikator sebuah warung makan memiliki sajian enak. Apalagi jika disesakinya sejak jam pertama dibuka. Seperti warung makan Nasi Madura di jalan Pagirikan ini, pengunjung datang berangsur seolah tidak berhenti.

Tempatnya sederhana, hanya ada 4 meja panjang membentuk huruf L di bawah tenda dengan lampu-lampu neon untuk penerangan. Di luar tenda, disediakan 2 meja tidak begitu panjang sebagai tambahan. Di bagian dalam meja-meja panjang itu, ada satu lagi meja yang terlihat sibuk. Di sinilah nasi jagung, sambal dan semua lauknya ditempatkan. Ada telur rebus dan ikan Tongkol, jeroan Sapi seperti usus, babat, cecek hingga rempeyek Udang dan Belut goreng.


Malam itu, saya tidak berkesempatan bertemu dengan Hamiyeh, pemiliknya. Tapi kami berhasil ngobrol dengan salah seorang anaknya. Darinya, diketahui kalau resep masakan dan bisnisnya merupakan warisan turun-temurun keluarga. Tapi sayang, perempuan yang malam itu pakai jilbab disanggul khas perempuan Madura ini, nampak malu menyebut namanya. Dia hanya terlihat mengkoordinir 6 perempuan lainnya yang melayani pembeli.

"Kami sih bukanya tiap sore pukul 16.00 sampai Subuh. Tapi kadang pukul 1 atau 2 dini hari sudah habis", katanya pada saya dengan Bahasa Madura. Paling banyak, warga setempat membeli dibungkus. "Kebanyakan datang dibungkus Mas, soalnya malas antre. Tapi kalau wisatawan Ampel, biasanya makan di sini", ujarnya sambil menyendok nasi jagung melayani pesanan.

Nikmat: Seporsi Nasi Duro di jalan Pegirian. Foto by Anton Kusnanto
Selain bumbu dan sambalnya yang nikmat, harganya juga bersahabat. Satu porsi, harganya berkisar antara 12.000-15.000 dengan minum. Anda bisa memilih es teh, es sinom atau air mineral sebagai minuman. Jika beruntung, Anda hanya butuh bersabar sekitar 15 menit untuk menunggu giliran makan. Tapi saat pengunjung membludak, sebaiknya Anda membeli untuk dibungkus saja.

"Nasi jagungnya itu pas rasanya, gak keras juga gak terlalu becek. Bumbu di setiap lauknya juga enak, khas", kata Yosan, warga yang malam itu beli dan makan di tempat. "Ini sambalnya hanya cabai dan bawang putih, tapi kok nikmat dan rasa pedasnya pas", pungkasnya sambil minta nambah sambal ke pelayan.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.