Berbuka Puasa di Masjid Cheng Hoo Surabaya


Rasanya aneh menulis dengan diksi 'pengalaman', karena masa SMA saya pernah dihuni dengan tulisan-tulisan abstrak tentang 'pengalaman' seseorang main ke rumah Om Bram, Om Rahmat, atau Om lainnya yang berujung seksual. Tapi review adalah pengalaman, dan review kali ini adalah pengalaman saya berbuka puasa di Masjid Cheng Hoo Surabaya.

Sejak awal Ramadan, saya ingin sekali melakukan hal-hal yang membuat pengalaman bertambah. Explore terutama. Sayangnya, sejak awal Ramadan pula, kerjaan nambah, waktu banyak tersita dengan kerjaan yang membuat keinginan itu hampir lenyap. Setelah disempet-sempetin, akhirnya ada celah dan waktu. Berbuka di masjid-masjid Surabaya sebanyak mungkin, terutama masjid yang belum saya kunjungi. Cheng Hoo adalah satu diantaranya.

Tidak mudah menemukan masjid Cheng Hoo, karena jalannya tidak familiar bagiku. Aku harus berhenti menepi dan berkali-kali melihat maps untuk memastikan nama jalan yang harus aku lewati. Letaknya di jalan Gading. Buat ke sana, harus melewati Jaksa Agung Suprapto, bersimpangan dengan jalan Ambengan, belakang Balai Kota, dan samping RS Adi Husada Undaan.


Setelah masuk gang, kelihatan ada gedung hijau-putih milik Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Ada dua satpam berjaga dengan satu meja dan dua kursi di tengah perempatan. Saya memberitahunya agar tidak di tengah jalan biar gak ketabrak, tapi sepertinya mereka tidak peduli. Satu diantaranya menarik karcis parkir dua ribu dan mempersilakan masuk. Parkirnya di jalan, di depan Masjid Cheng Hoo. Ternyata masjid ini jadi semacam kawasan wisata religi, sama seperti Masjid Cheng Hoo Pandaan. Tapi Cheng Hoo Surabaya semacam yayasan, Kau bisa lihat banyak tulisan kerja sama yang diabadikan di tembok.


Halamannya sangat luas, seperti tiga kali lapangan futsal. Dan di sana, sudah ada tikar panjang digelar, dibagi empat bilik. Dua untuk makan pria dan wanita yang dipisah dengan kain, dua lagi untuk shalat pria dan wanita yang juga dipisah dengan kain putih panjang. Ternyata kalau shalat dengan jama'ah yang banyak, halaman itu memang dipakai. Karena saya lihat, bangunan masjidnya kecil. Mungkin hanya menampung sekitar delapan shaft, yang juga tidak terlalu panjang menyamping.


Menjelang adzan Maghrib, kami diarahkan duduk di halaman itu. Berbaris duduk, rapi saling berhadapan. Entah disuruh maen 'seberapa tahan berpandangan' atau persiapan maen catur, tapi kami manut aja. Saya ke sini hanya karena niat pengen punya pengalaman. Saya sudah menyiapkan permen di saku jaket dan memilih bertahan di bagian masjid biar dapat shaft pertama. Tapi seseorang dengan keplek, semacam panitia masjid, rohis, remas, amas, menepuk pundak saya dan bilang 'Mas, ayo Mas. Bukanya di sana. Kami sediakan takjil'. Akhirnya saya nyari dan pakai sandal masjid berjalan ke sana.

Di masing-masing samping baris, sudah disediakan kardus air mineral gelas. Dibagi satu-satu digilir. Lalu diikuti seorang ibu-ibu dan mas-mas berjalan di tengah barisan memegang baskom berisi kurma dan membagikannya. Mungkin karena keburu adzan, ada beberapa orang gak dapet kurma itu, saya satu diantaranya. Setelah minum satu gelas, saya beranjak berdiri dan kembali ke masjid.

Di bagian takjil tadi, saya lihat beberapa muslim tionghoa juga yang bergabung. Mengingatkan saya pada Ardi, temen muslim tionghoa saya di kampung. Mu'allaf pas kecil dan keluarganya jauh lebih taat beribadah dari kami yang muslim sejak lahir. Senang rasanya berada di tempat seperti ini.

Adzan belum sepenuhnya kelar saat saya berada di masjid. Setelahnya, kami shalat ba'diyah dan duduk menanti iqomah. Tempat wudlu' ramai dan suara tawa puluhan anak kecil menambah semarak masjid ini. Saya rindu yang beginian. Menghabiskan masa kecil di masjid selama Magrib sampe kelar taraweh dengan temen-temen sebaya. Ramadan yang sangat seru, yang sayangnya sudah tidak terjadi lagi akhir-akhir ini di masjid kampung saya.


Saya mendapat shaft pertama dan shalat berjama'ah pun dilaksanakan. Eits, ternyata adegan utamanya ada di setelah shalat. Orang-orang berbondong-bondong ke tempat duduk halaman tadi. Mereka membentuk barisan yang sama, berhadap-hadapan. Kali ini lebih banyak dari saat berbuka tadi. Kalau tadi mungkin sepertiganya, yang ini nyampe dua pertiganya dan lebih. Ternyata makan. Di bagian samping baris, ada ratusan kotak makanan warna merah. Saya melirik dan berjalan lurus ke arah parkiran. Di otak saya, Lalapan Cak Di sudah jadi top mind untuk dimakan petang ini. Tapi salah satu panitia perempuan mencegat saya. 'Mas, kita makan dulu. Yuk ikut saya ke barisan'. Saya mau bales 'Barisan bukannya di Sumatera Utara, Mbak..?' tapi gak jadi biar Mbaknya gak ngambek.


oKee saya duduk di barisan paling belakang, karena saya yang terakhir dari masjid gara-gara make sepatu kelamaan. Di masing-masing bilik, baik pria dan wanita, ada dua panitia yang mengarahkan jema'ah untuk mengisi yang kosong barisan. Biar makannya rapi katanya. Saya apresiasi kedispilinan ini. Mantul. Macan Tutul.

Nasi Kotak sudah tiba di tangan, orang-orang pada makan, saya liatin aja tuh kotak. Saat ada beberapa orang berdiri dan berjalan meninggalkan halaman dengan membawa nasi kotak, saya mau ikutan. Tapi orang di sebelah saya ngajak ngobrol dan ditimpalin sama yang di depan, yang membuat saya harus menjawab. Setelah ngobrol dua menit, 'Mas, ayo dimakan. Makan di sini aja'. oKee gud bay Cak Di.

Tidak seperti berbuka tadi, kali ini gak ada air mineral yang digilir. Air minum ada di samping masing-masing baris berupa galon dan dispenser. Banyak peserta berbuka di sini adalah orang tua, orang yang sudah tua, sepuh. Mereka bukan warga sekitar sini, tapi memang sengaja ke sini tiap hari buat takjil dan berbuka makan. Saya menyapa salah satunya saat minum. Obrolan santai yang mengharukan. Semua orang bisa saja ada di posisi Bapak yang lupa saya tanyain namanya ini.

Hmmm, begitu pengalamannya.
Secara ringkas, Cheng Hoo menyediakan berbuka berupa satu gelas air mineral dan kurma dalam plastik berisi tiga buah. Setelah shalat Magrib berjema'ah, Cheng Hoo menyediakan makan nasi kotak dan air mineral. Parkirnya dua ribu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.